Pendahuluan

Gangguan kardiovaskular adalah salah satu penyebab utama kematian di seluruh dunia. Penyakit ini meliputi berbagai kondisi yang memengaruhi jantung dan pembuluh darah, termasuk penyakit jantung koroner, hipertensi, dan gagal jantung. Dengan meningkatnya angka kejadian gangguan kardiovaskular, penting untuk memahami berbagai jenis obat yang digunakan dalam pengobatan kondisi ini. Obat-obatan ini berfungsi untuk mengelola gejala, mencegah komplikasi, dan memperbaiki kualitas hidup pasien. Dalam artikel ini, kita akan membahas empat kategori utama obat yang digunakan pada gangguan kardiovaskular: antihipertensi, antiplatelet, statin, dan obat jantung lainnya.

1. Antihipertensi: Mengelola Tekanan Darah Tinggi

Antihipertensi adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah. Tekanan darah tinggi, atau hipertensi, merupakan faktor risiko utama untuk gangguan kardiovaskular. Obat-obatan antihipertensi bekerja melalui berbagai mekanisme untuk mengurangi beban kerja jantung dan mencegah kerusakan pada pembuluh darah. Beberapa kelas obat antihipertensi yang umum digunakan meliputi diuretik, beta-blocker, ACE inhibitor, dan angiotensin II receptor blockers (ARBs).

Diuretik

Diuretik, sering disebut sebagai “pil air,” membantu tubuh mengeluarkan kelebihan natrium dan air melalui urine. Dengan mengurangi volume darah, diuretik dapat menurunkan tekanan darah. Contoh diuretik yang sering diresepkan adalah hydrochlorothiazide dan furosemide. Meskipun efektif, penggunaan diuretik harus diimbangi dengan pemantauan kadar elektrolit untuk mencegah efek samping seperti hipokalemia.

Beta-blocker

Beta-blocker bekerja dengan menghalangi efek hormon adrenalin, yang dapat meningkatkan denyut jantung dan tekanan darah. Obat ini tidak hanya mengurangi tekanan darah tetapi juga dapat digunakan untuk mengobati gejala angina (nyeri dada) dan mengurangi risiko serangan jantung. Contoh beta-blocker termasuk metoprolol dan atenolol. Meskipun beta-blocker efektif, mereka mungkin tidak selalu cocok untuk pasien dengan asma atau gangguan pernapasan lainnya.

ACE Inhibitor dan ARBs

ACE inhibitor seperti lisinopril bekerja dengan menghambat enzim yang berperan dalam konversi angiotensin I menjadi angiotensin II, suatu zat yang dapat menyempitkan pembuluh darah. Dengan mengurangi produksi angiotensin II, ACE inhibitor dapat menurunkan tekanan darah dan melindungi fungsi jantung. ARBs, seperti losartan, memiliki mekanisme serupa namun bekerja dengan cara yang sedikit berbeda, yaitu dengan menghalangi reseptor angiotensin II. Kedua kelas obat ini sering direkomendasikan untuk pasien dengan diabetes atau gagal jantung.